Home » » Panduan singkat menangkar murai batu

Panduan singkat menangkar murai batu

Written By Unknown on Friday, May 24, 2013 | 12:39 AM

Menangkar burung berkelas seperti cucak rawa, anis merah dan murai batu dan menjadi salah satu breeder yang berhasil, merupakan salah satu impian semua penggemar burung di Indonesia. Menangkar burung meski membutuhkan modal yang tidak sedikit, baik untuk menyiapkan sarana maupun prasarananya serta mempersiapkan burung indukan, namun keberhasilan dalam sebuah penangkaran meskipun hanya sepasang  sudah menjadi kebanggaan dan menjadi awal sebuah kesuksesan yang akan kita raih berikutnya. 


Hal inilah yang membuat kicau mania kita sangat tertarik terhadap informasi maupun panduan yang berkaitan dengan menangkar burung kicauan, dengan harapan suatu saat nanti bisa mempraktekan ilmu yang didapat dari berbagai media termasuk blog dan website agroburkmbogor dan omkicau.

Menangkar murai batu

 Saat ini sudah banyak jenis burung murai batu yang beredar di pasaran mulai dari yang berekor panjang hingga yang berwarna hitam ( blacktail ), menangkarkan murai batu baik dari jenis ekor panjang ataupun ekor hitam tentu saja tidak ada perbedaan, begitu juga menangkar murai batu asal daerah sumatera maupun asal kalimantan sama sekali tidak ada perbedaan, panduan penangkaran ini bisa diterapkan pada semua jenis burung murai batu mana saja.

Bahkan saking banyaknya murai batu berdasarkan daerah asalnya, tidak sedikit pula penangkar burung murai batu ini yang mengawin silangkan burung murai batu dari daerah lain dengan burung murai batu dari daerah lainnya, sehingga didapatkan keturunan yang memiliki kombinasi antara kedua daerah tersebut misalnya murai medan dengan murai borneo, dan lain sebagainya.

Menangkar murai batu tentu saja diperlukan sarana dan prasarana yang dibutuhkan termasuk mempersiapkan sepasang burung yang akan dijadikan sebagai indukan. 

Burung indukan khususnya burung indukan betina sebaiknya memilih burung yang sudah jinak, hal ini untuk menghindari mereka dari stress ataupun gangguan yang berakibat mereka mengabaikan telur ataupun sarangnya.

Sedangkan indukan jantan bisa didapatkan dari burung yang sudah gacor atau rajin berbunyi, hal ini karena burung yang sudah rajin berbunyi adalah burung yang sudah dalam keadaan siap untuk berkembang biak, bisa dilihat dari kakinya yang sudah kering atau minimal sudah berusia satu tahun setengah. 

Perjodohan

Memasangkan kedua burung agar cepat berjodoh bisa dilakukan dengan cara menempelkan kedua sangkar yang digunakan selama beberapa hari, atau jika anda memiliki kandang penangkaran yang cukup luas dengan pintu masuk yang juga luas, maka perjodohan bisa dilakukan dalam kandang penangkarannya yaitu dengan terlebih dahulu memasukan burung betina kedalam kandang penangkarannya lalu membiarkannya selama beberapa hari untuk beradaptasi dan kemudian memasukan sangkar burung jantan kedalam kandang penangkaran tersebut, lalu diperhatikan selama beberapa hari, jika burung betina lebih sering mendekati sangkar yang berisi burung jantan dan pada malam harinya sering terlihat tidur didekat burung jantan yang berada didalam sangkarnya tersebut maka perjodohan bisa dibilang sudah selesai dan burung jantan bisa dicampurkan bersama burung betinanya dalam satu kandang penangkarannya. 

Untuk mempercepat proses perjodohan dan agar kedua indukan dalam kondisi yang sama-sama birahi , bisa menggunakan suplemen khusus penangkaran dari omkicau, yaitu BirdMature yang penggunaannya bisa dibaca dari sachet/botolnya. 

Kandang yang digunakan

kandang yang akan digunakan untuk menangkarkan burung murai batu bisa menggunakan kandang harian mereka ataupun menggunakan kandang permanen. tenggeran yang digunakan pun seperlunya saja ( tidak terlalu banyak tenggeran ), biasanya kandang permanen ini memiliki tembok yang tidak diplestet atau disemen, hal ini untuk tujuan menjaga kelembaban didalam kandang penangkaran tersebut. 

Kandang inipun bisa menggunakan kandang aviary ataupun kandang lain yang dimaksud untuk tujuan penangkaran.


Namun penangkar-penangkar besar lebih menyukai kandang penangkaran yang bersifat permanen karena lebih kuat, tahan lama dan tentu saja lebih cepat berproduksi. Penempatan kandang inipun diusahkan jauh dari kebisingan atau hiruk pikuk aktifitas manusia dan juga binatang peliharaan lainnya, burung murai batu selama ditangkarkan, mereka butuh kedamaian, lingkungan yang tenang, nyaman dan aman dari gangguan.

Media sarang

Tempat bersarang yang digunakan adalah berbentuk setengah terbuka. ( lihat gambar ) dengan bahan untuk bersarangnya yang terbuat dari serat kelapa, serat nanas, cemara, jerami dan campuran bahan lain yang biasa digunakan burung untuk membuat sarang. 
bahan ini diletakan di bagian bawah kandang ( dasar kandang yang digunakan untuk menangkar ) sebagian lagi di tata didalam kotak sarangnya.

Perkembang biakan

Setelah proses perkawinannya, indukan betina akan segera menyusun sarang disusul oleh mulai bertelur dalam jumlah empat hingga lima butir telur, pada waktu indukan betina mengerami telur-telurnya indukan jantan akan bertugas menjaga diluar sarang dan terkadang membantu dengan memberi makanan kepada burung pasangannya yang sedang mengerami telur-telurnya tersebut.

Setelah 12 - 14 hari telur akan menetas, dan disinilah kedua indukan baik jantan maupun betina akan saling berperan dalam memberi makan anak-anaknya. dan pada saat ini juga persediaan makanan khususnya serangga harus lebh ditingkatkan dan dinaikan porsi pemberiannya .

Anakan murai batu ini akan mampu meninggalkan sarangnya setelah berusia sekitar 12 hari, tetapi masih tetap diberi makan oleh kedua induknya sampai mereka benar-benar berusia dewasa dan mampu mencari makan sendiri. pada waktu masih berumur 10 - 12 hari, anakan bisa diberikan ring sebagai penanda. setelah burung benar-benar mampu mencari makan sendiri maka mereka bisa langsung dipasarkan.

Begitulah panduan singkat mengenai bagaimana menangkarkan murai batu. 

Semoga bermanfaat

0 comments:

Post a Comment

Like us on Facebook
Follow us on Twitter
Recommend us on Google Plus
Subscribe me on RSS